google-site-verification: googlef5bfa2421d00dca0.html AULIA ADVERTISING: Ilmu Menjual

Selasa, 01 Oktober 2013

Ilmu Menjual

Saat berjumpa teman atau orang yang kebetulan mengenal saya entah di jalan atau di suatu tempat, biasanya mereka mengorek habis-habisan bagaimana cara saya berjualan. Biasanya pertanyaannya:
Bagaimana Pak  agar bisa menjalankan bisnis online?
atau
Bagaimana Pak agar penjualan saya bisa meningkat?
Yang akan saya sampaikan kali ini adalah ilmu dasar menjual. Meski dasar, jangan salah, justru inilah basic yang perlu anda kuasai. Karena jika sudah memahami, mau jualan apa pun dengan cara apapun juga bisa. :)
Ilmu menjual pertama yang akan saya saya ajarkan adalah jangan lupa untuk menilai prospek anda. Ya, saat anda hendak menjual sesuatu pastinya anda prospek yang bisa menjadi target penjualan anda bukan?
Bisa orang yang datang ke anda; atau sebaliknya anda yang mendatangi orang untuk menawarkan barang yang hendak anda jual.
Nah, pada tahap awal ini jangan lupa untuk menilai siapa prospek anda. Sebab penjualan yang anda lakukan bisa lebih efektif jika anda menawarkan barang pada prospek yang tepat. Tingkat konversinya akan jauh lebih tinggi.
Tentu tidak tepat jika misalnya anda tawarkan es pada orang yang tinggal di kutub utara. Kira-kira seperti itu contohnya. :)
Jadi jika anda memahami apa yang prospek butuhkan dan inginkan, dijamin penjualan anda akan lebih mantap. Apalagi jika anda sampai bisa mengukur berapa daya beli mereka dan apakah mereka termasuk yang menentukan keputusan pembelian atau tidak.
Ya, kadang ada kalanya penilaian anda salah. Untuk itu, cara terbaik untuk melatihnya adalah dengan ACTION untuk bertanya agar anda bisa tahu apa yang dia butuhkan, berapa kemampuan belinya dan kapan mereka membutuhkannya.
Ilmu menjual kedua yang akan saya ajarkan adalah jangan berikan terlalu banyak informasi. Mengapa? Sebab itu bisa membuat orang bingung. Jika seseorang bingung kadang mereka tak jadi membeli.
Lalu bagaimana solusinya Pak ?
Sampaikan informasi yang diperlukan saja. Misalkan anda menjual sebuah rumah, cukup anda jelaskan mengenai rumah itu. Berapa ukurannya, harga jualanya bagaimana,statusnya bagaimana, keadaan listriknya, air, dan seterusnya yang terkait soal rumah. Tidak perlu anda berikan informasi yang terlalu banyak, apalagi jika info tersebut tak berkaitan.
Cara penjualan ketiga yang saya ingin sampaikan adalah berhentilah ngoceh ketika deal sudah terjadi. Apa sebabnya? Khawatirnya nanti prospek yang 99% akan membeli produk anda ini kemudian berpikir ulang yang justru membuat penjualan batal.
Contoh, misalkan calon pembeli rumah sudah setuju untuk membeli rumah yang anda tawarkan. Kemudian anda ceritakan bahwa dulunya riwayat rumah ini dulunya pernah dijadikan “tempat yang kurang baik” atau sering muncul hal-hal yang menyeramkan, sangat mungkin calon pembeli membatalkan rencana pembeliannya.
Belajarlah untuk berhenti bicara saat customer sudah menyatakan siap membeli. :)Tentu, maksud saya bukan kemudian anda harus diam seribu bahasa, tapi hindari pembicaraan-pembicaraan yang bisa “menghancurkan” proses penjualan yang sudah anda bangun dari awal. Termasuk juga hindari membincangkan hal-hal yang sensitif. Cukup ngobrol yang ringan-ringan saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar