Saat berjumpa teman atau orang yang
kebetulan mengenal saya entah di jalan atau di suatu tempat, biasanya mereka
mengorek habis-habisan bagaimana cara saya berjualan. Biasanya pertanyaannya:
Bagaimana Pak agar bisa menjalankan bisnis online?
atau
Bagaimana Pak agar penjualan saya bisa meningkat?
Yang akan saya sampaikan kali ini
adalah ilmu dasar menjual. Meski dasar, jangan salah, justru inilah basic yang
perlu anda kuasai. Karena jika sudah memahami, mau jualan apa pun dengan cara apapun juga bisa.
Ilmu menjual pertama yang akan saya
saya ajarkan adalah jangan lupa untuk menilai prospek anda. Ya, saat anda
hendak menjual sesuatu pastinya anda prospek yang bisa menjadi target penjualan
anda bukan?
Bisa orang yang datang ke anda; atau
sebaliknya anda yang mendatangi orang untuk menawarkan barang yang hendak anda
jual.
Nah, pada tahap awal ini jangan lupa
untuk menilai siapa prospek anda. Sebab penjualan yang anda lakukan bisa lebih
efektif jika anda menawarkan barang pada prospek yang tepat. Tingkat
konversinya akan jauh lebih tinggi.
Tentu tidak tepat jika misalnya anda
tawarkan es pada orang yang tinggal di kutub utara. Kira-kira seperti itu
contohnya.
Jadi jika anda memahami apa yang prospek
butuhkan dan inginkan, dijamin penjualan anda akan lebih mantap.
Apalagi jika anda sampai bisa mengukur berapa daya beli mereka dan apakah
mereka termasuk yang menentukan keputusan pembelian atau tidak.
Ya, kadang ada kalanya penilaian
anda salah. Untuk itu, cara terbaik untuk melatihnya adalah dengan ACTION untuk
bertanya agar anda bisa tahu apa yang dia butuhkan, berapa kemampuan belinya
dan kapan mereka membutuhkannya.
Ilmu menjual kedua yang akan saya
ajarkan adalah jangan berikan terlalu banyak informasi. Mengapa? Sebab itu bisa
membuat orang bingung. Jika seseorang bingung kadang mereka tak jadi membeli.
Lalu bagaimana solusinya Pak ?
Sampaikan informasi yang diperlukan
saja. Misalkan anda menjual sebuah rumah, cukup anda jelaskan mengenai rumah
itu. Berapa ukurannya, harga jualanya bagaimana,statusnya bagaimana, keadaan
listriknya, air, dan seterusnya yang terkait soal rumah. Tidak perlu anda
berikan informasi yang terlalu banyak, apalagi jika info tersebut tak
berkaitan.
Cara penjualan ketiga yang saya
ingin sampaikan adalah berhentilah ngoceh ketika deal sudah terjadi. Apa
sebabnya? Khawatirnya nanti prospek yang 99% akan membeli produk anda ini
kemudian berpikir ulang yang justru membuat penjualan batal.
Contoh, misalkan calon pembeli rumah
sudah setuju untuk membeli rumah yang anda tawarkan. Kemudian anda ceritakan
bahwa dulunya riwayat rumah ini dulunya pernah dijadikan “tempat yang kurang
baik” atau sering muncul hal-hal yang menyeramkan, sangat mungkin calon pembeli
membatalkan rencana pembeliannya.
Belajarlah untuk berhenti bicara
saat customer sudah menyatakan siap membeli. Tentu, maksud saya bukan
kemudian anda harus diam seribu bahasa, tapi hindari pembicaraan-pembicaraan
yang bisa “menghancurkan” proses penjualan yang sudah anda bangun dari
awal. Termasuk juga hindari membincangkan hal-hal yang sensitif. Cukup ngobrol
yang ringan-ringan saja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar