Mudah2an bisa menjadi ibrah...
"Pengalaman Berharga Ust Felix Siau Tentang Ke-Islamannya"
"Pengalaman Berharga Ust Felix Siau Tentang Ke-Islamannya"
I Hizbut Tahrir Bagiku
“di lingkungan saya kerja, termasuk pesantren saya waktu SMA pada anti-HTI, pernah juga ada seminar HTI termasuk aliran sesat, saya jadi bingung, teman-teman pada bilang felix siauw kan HTI hati-hati lhoo… saya jadi lebih bingung”
“di lingkungan saya kerja, termasuk pesantren saya waktu SMA pada anti-HTI, pernah juga ada seminar HTI termasuk aliran sesat, saya jadi bingung, teman-teman pada bilang felix siauw kan HTI hati-hati lhoo… saya jadi lebih bingung”
barusan saya dapet itu di akun instagram, seringkali di facebook dan twitter juga banyak yang bernada begitu, hehe..
hehehe.. masyaAllah, yang nuduh dan yang dituduh mungkin sama-sama sudah biasa, tapi yang lainnya yang malah bingung hehe..
saya tertarik Islam mungkin tidak dengan cara yang biasa,
pernah agnostik sejak SMP-SMA, benci agama walau tetep percaya Tuhan,
yang jelas kejadian 9/11/2001 membuat pandangan saya pada Islam
betul-betul negatif
Islam itu keras, teroris, radikal, mau menang sendiri, tak
ada belas kasihan, serampangan, barbar, anti-kemajuan, gila, setres,
begitu
“apa sih maunya orang Islam ini? masak seluruh dunia mau ngikut aturan dia? emang dia siapa?” begitu pikir saya
bukannya nggak mempelajari Islam, sudah saya coba sejak
SMA, tapi “Islam” yang waktu itu saya dapat malah mengesankan “kuno,
asosial, klenik, nggak masuk akal, jorok”, yah mungkin referensinya yang
kurang banyak waktu itu
tapi semua berubah tatkala saya di IPB, Bogor memang pusat
gerakan Islam, dan disitu saya mengenal pertama kali kata-kata “syariat
Islam”, dan saat itu kebetulan, hanya kawan-kawan Hizbut Tahrir (HT)
yang pada 2002 malah semakin gencar menyuarakan penegakan syariat dan
khilafah Islam, justru di tengah-tengah kondisi pasca 9/11 yang
menegangkan untuk bicara tentang syariat-khilafah
singkatnya, dari HT saya mengenal konsep Islam yang
samasekali berbeda dari yang saya ketahui dari awal, tentang konsep
Islam mengenai aqidah aqliyah (akidah dari jalan perpikir), qadha-qadar
(tentang takdir, hidayah, nasib), politik, ekonomi, pendidikan, keuangan
sampai ideologi Islam, mata saya terbuka, pandangan tentang Islam
samasekali berubah, dari situ saya memahami, Islam bener-bener COOL!
begitu terkagum saya dengan konsep Islam yang menyeluruh
ini, saya nggak bisa menahan untuk masuk Islam, dan melahap semua
pelajaran dalam Islam ini, tentu masih dibina oleh kawan-kawan Hizbut
Tahrir
saya dibina langsung oleh Hizbut Tahrir, dari kitab-kitab
asli berbahasa arabnya, membaca sendiri baris demi baris setiap
paragrafnya, dan menerjemahkan sendiri, serta memahami satu-persatu
maksud penulisnya, memeriksa kesesuaiannya dengan Al-Qur’an dan
Al-Hadits, masyaAllah, disitu saya menemukan bahwa apa yang saya ketahui
di hidup saya sebelum ini, betul-betul tidak ada apa-apanya dibanding
konsep Islam
di Hizbut Tahrir, saya memahami kerangka berpikir Islami,
walau tidak sampai ke puncaknya, namun saya memahami gambar utuhnya,
alhamdulillah, apa yang ditulis oleh Syaikh Taqiyuddin An-Nabhani
(pendiri Hizbut Tahrir), walau saya terlalu bodoh memahaminya,
setidaknya membentuk sebagian besar pola pikir saya hingga sekarang
2002 sampai sekarang, 13 tahun sudah saya mengkaji Islam
bersama Hizbut Tahrir, lalu sekarang ramai orang menyampaikan Hizbut
Tahrir sesat, saya hanya bisa menyungging senyum
terus terang, sejak 2 minggu mengkaji di Hizbut Tahrir,
saya sudah diingatkan “hati-hati mengkaji di Hizbut Tahrir” dengan
alasan ini dan itu, bahkan disodorkan buku bertema “bukti-bukti
kesesatan Hizbut Tahrir”, tapi mohon maaf, saya justru kasihan dengan
para penulisnya, karena mereka mengangkat fakta yang sama sekali salah,
karenanya pembahasannya pun jadi salah, sedang apa yang saya pelajari,
jauh daripada itu, sama sekali tidak ada fakta sebagaimana yang
dituduhkan
yang lebih lucu, ada yang menyampaikan “Hizbut Tahrir boleh
berciuman” padahal dulu di kuliah, bertegur sapa ikhwan-akhwat sekalas
saja kita canggung, rapat saja dipisah total ikhwan-akhwat
atau tuduhan “Hizbut Tahrir menolak hadits ahad”, padahal
hadits tentang kembalinya khilafah itu ya hadits ahad, shalat juga
hadits ahad, lha, kawan-kawan Hizbut Tahrir itu paling getol ngomong
khilafah, mosok yo hadits ahad ditolak… hehe..
juga pernah dituduh “Hizbut Tahrir mudah mengkafirkan orang
selain dia”, lha ya pie, padahal saya diajarin di halqah awal agar
berhati-hati mengkafirkan orang, karena kalau nggak terbukti, dosanya
akan berbalik pada yang ngomong, hehe..
sayangnya penyakit masa kini, menuduh tanpa bukti, atau menuduh dengan merangkai bukti sendiri, atau bahkan tanpa cek-ricek
memang betul, orang yang nggak kenal maka nggak sayang,
belum kenal udah nuduh, belum pernah jumpa udah nulis tentang dia, belum
pernah ngobrol bareng udah bilang ini-itu, padahal ya cuma tau dari
“kata orang”, sayang ajaran Islam tentang tabayyun justru kita nggak
budayakan.. sayang.. hehehe..
memang tabayyun itu penting
saya juga pernah denger selentingan “PKS itu nggak bener,
karena orang yang berada di tengah-tengah parlemen itu sama aja kayak
orang yang ridha dengan sistem selain Islam”, saya datengin orang-orang
PKS, dan saya tau, mereka ternyata juga berjuang sama seperti yang lain,
mereka juga berkorban harta dan bahkan jiwa, mereka juga terluka saat
Islam dihinakan, mereka juga
saya pernah juga dibilang “salafy itu suka menyesatkan dan
mengkafirkan orang, kullu bidah dalalah, wa kullu dalalah finnar, semua
masuk neraka bagi dia”, saya kawani temen-temen salafy, dan saya jadi
tahu keteguhan mereka dalam sunnah, dan dalil-dalil yang menyebabkan
mereka bersikap begitu, saya mulai memahami apa yang mereka pahami
saya juga pernah dibilang “NU itu takhayul, banyak amal
bidah, banyak dalil lemah, masak ulama ngerokok!”, saya berguru sama
ustadz dan kyai NU, dan saya memahami apa yang menyebabkan mereka
begitu, dan ternyata banyak wawasan yang saya dapat, dalil-dalil yang
mereka gunakan yang tak pernah saya ketahui, sayapun memahami mereka,
kagum dengan kesederhanaan dan kepatuhan mereka
saya juga dibilangin “Muhammadiyyah itu ekstrim, nggak mau
membumi, shalat subuh kok nggak pakai qunut”, saya pelajari dari
orangnya, baca dari bukunya, terkagum-kagum atas sejarah dan
tokoh-tokohnya yang mewarnai dakwah nusantara, bener-bener inspirasi
betul
saya juga pernah dibilangin “jamaah tabligh itu jamaah
kompor, kemana-mana kompor dibawa tapi istri ditinggal, dakwah kok
keliling-keliling”, saya temeni salah satu jamaah khuruj di masjid, saya
dengarkan petuah-petuah mereka, saya tanya ini dan itu dan mulai
memahami lagi, arti berkhalwat dengan Allah, dan pengorbanan, serta
keikhlasan berdakwah
saya berdakwah, dan saya nggak tahu apakah dakwah saya ini
Allah terima atau nggak, yang saya tahu bila saya sembarang menyesatkan
orang lain tanpa bukti, dan kelak saudara saya tidak ridha dengan itu,
saya bakal dapat masalah besar di akhirat
saya berdakwah, dan saya ingin agar dakwah saya ini sampai
pada semuanya, karena saya sayang mereka, dan saya tahu bahwa sayang itu
bukan membiarkan saudaranya berada dalam kesalahan (walaupun salah,
kalau nggak gimana?), bukan mensyiarkan kesalahannya, membuat seminar
tentang kesesatannya, tapi datangi, dan nasihati
saya bagian dari Hizbut Tahrir, dan itu tidak menghalangi
saya menganggap jamaah dakwah lainnya sebagai bagian dari kesatuan kaum
Muslim
saya bagian dari Hizbut Tahrir, dan hanya menganggap sistem
Islam yang kaaffah saja sebagai satu-satunya sistem yang benar, dan
menolak segala sistem selain Islam, tapi itu tidak membutakan mata saya
untuk melihat kebaikan pada jamaah dakwah yang lain, dan menghargai
jerih mereka dalam menaati Allah
saya bagian dari Hizbut Tahrir, dan meyakini bahwa Islam
agama yang benar dan selainnya tidak, tapi itu tidak menghalangi saya
menyayangi manusia, menghormati manusia dan berakhlak baik pada mereka
karena begitulah saya diajarkan dalam Islam, dan saya
mengerti bahwa Allah kelak akan menghisab saya sendirian, bukan
bersama-sama kelompok, bukan bersama Hizbut Tahrir, karena itu bagian
dari kelompok dakwah saja, itulah yang disampaikan Hizbut Tahrir, bahwa
berdakwah itu karena Allah, bukan karena partai, bahwa Islam itu tinggi
dari segala-galanya, bahwa ukhuwah Islam itu seutama ikatan
tapi ya biar sajalah, menjawab satu-persatu orang itu ya
nggak mudah, namanya orang punya niatan memang beda-beda, yang niatnya
udah jelek, biar dijelasinpun nggak mau terima, toh amal juga dihisab
sendiri-sendiri, biar aja orang-orang pada penasaran sama Hizbut Tahrir,
nanti kalo sudah mempelajari sendiri, toh bisa menyimpulkan apa yang
dikaji di Hizbut Tahrir sesuai dengan Al-Qur’an dan Al-Hadits
apapun kata orang, dimanapun saya berdakwah nantinya, namun
bagi saya, Hizbut Tahrir tetap wasilah (pengantar) saya mendapatkan
hidayah Islam, yang mana inilah hal paling berarti dalam hidup saya
akhukum,
@felixsiauw
@felixsiauw
Tidak ada komentar:
Posting Komentar