google-site-verification: googlef5bfa2421d00dca0.html AULIA ADVERTISING: Usman-Harun, Dua Pemanas Tensi Politik Indonesia-Singapura

Jumat, 14 Februari 2014

Usman-Harun, Dua Pemanas Tensi Politik Indonesia-Singapura


Usman-Harun, Duo Pemanas Tensi Politik Indonesia-Singapura
Usman-Harun, pahlawan Indonesia. toparmour.blogspot.com
AyoGitaBisa.com - Namanya beberapa hari memenuhi headlines media di Indonesia dan Singapura. Kedaulatan Indonesia sedang dipertaruhkan di tangan Usman Harun. Dia adalah pahlawan bagi kita, rakyat Indonesia. Tapi bagi Singapura? Dia adalah musuh.
Pengabdian Sersan Usman dan Kopral Harun tak akan dilupakan TNI AL dan seluruh bangsa Indonesia. Dua prajurit KKO ini digantung pemerintah Singapura saat konfrontasi Dwikora tahun 1968. Namanya diabadikan menjadi nama Kapal Republik Indonesia (KRI) Usman-Harun yang akhirnya mendapat protes dari Singapura.
Singapura menyampaikan pernyataan keberatan atas penamaan sebuah kapal perang Indonesia menggunakan nama dua marinir yang terlibat pengeboman rumah MacDonald di Orchard Road pada 1965.
Seperti dilansir the Tratits Times, Juru bicara Kementerian Luar Negeri Singapura K Shanmugam sudah berbicara dengan Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa soal kasus itu Kamis pekan ini. Dia menyatakan penamaan kapal perang buatan Inggris itu bisa melukai perasaan keluarga korban di Singapura.
Menteri Koordinator bidang Politik, Hukum dan Keamanan Djoko Suyanto memastikan tak akan mengubah nama KRI Usman Harun. Sebab, penamaan kapal perang milik TNI AL tersebut sudah dilakukan sesuai prosedur dan beberapa penilaian.
"Pemerintah Indonesia memiliki tatanan, aturan, prosedure dan kriteria penilaian sendiri untuk menentukan seseorang mendapat kehormatan sebagai pahlawan. Dan itu tidak boleh ada intervensi dari negara lain," kata Djoko dalam keterangan persnya di Jakarta, seperti dilansir Merdeka.com.
Tentu, lanjut Djoko, penyematan nama Usman Harun tak lepas dari bobot pengabdian dan pengorbanan keduanya hingga mendapat gelar pahlawan. Jika kemudian ada persepsi berbeda atas kebijakan tersebut, Djoko memastikan tak akan ada yang berubah meski ada protes dari negara tetangga.
"Bahwa ada persepsi yang berbeda terhadap policy pemerintah RI oleh negara lain (Singapura) tidak boleh menjadikan kita surut dan gamang untuk tetap melanjutkan policy itu dan memberlakukannya," tandasnya.
Djoko merasa heran dengan sikap pemerintah Singapura saat ini, sebab PM Lee Kuan Yew pernah menaburkan bunga makam Usman dan Harun di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata pada 1973 lalu. Dengan demikian, isu mengenai peledakan di McDonald's House tersebut harusnya tidak lagi dipermasalahkan.
"Saya sudah jelaskan kepada Wakil PM Theo Chee Hean tentang posisi dan argumentasi tersebut. Pemerintah Indonesia dalam hal ini TNI AL punya otoritas dan pertimbangan yang matang untuk memberikan penghormatan kepada pahlawannya untuk diabadikan di sejumlah kapal perang RI, seperti halnya nama-nama pahlawan yang lain," pungkasnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar