Motivasi mainan untuk anak-anak

Seorang Ibu duduk di samping seorang Bapak di bangku dekat Taman-Bermain di sebuah perumahan di daerah BSD pada suatu minggu pagi yang indah cerah. “Anak yang pake kaos merah itu putraku Pak, kalo Putra Bapak yang mana?” tanyanya, sambil menunjuk ke arah seorang anak kecil dalam T-shirt merah yang sedang meluncur turun dipelorotan. Mata ibu itu berbinar dan bangga.

“Wah, gagah sekali anak Ibu ya,” kata bapak di sebelahnya. “anak saya yang sedang main ayunan di bandulan yang pakai T-shirt biru itu."  sambungnya, memperkenalkan. Lalu, sambil melihat arloji, ia memanggil putranya. “Ayo Rudi, kita pulang sekarang yuk sayang?” Rudi, bocah kecil itu, setengah memelas, berkata, “Ayah mainnya tambah lima menit lagi, boleh ya, Yahhh? Sebentar saja ayah, boleh kan? Cuma tambah lima menit aja kok, Yah…?”

Sang Ayah itu mengangguk dan Rudi meneruskan main ayunan untuk memuaskan hatinya. Menit menit berlalu, sang ayah berdiri, memanggil anaknya lagi. “Ayo, ayo, sudah waktunya pulang?” Lagi-lagi Rudi memohon, “Ayah, lima menit lagi. tambah lima menit lagi, ya? Boleh ya, Yah?” pintanya sambil menggaruk-garuk kepalanya. Pria itu bersenyum dan berkata, “OK sayang, tambah lima menit lagi ya"

“Wah, bapak itu pasti seorang ayah yang sabar,” ibu yang di sampingnya melihat adegan itu, tersenyum senang dengan sikap sang Ayah itu. Pria itu membalas senyum, lalu berkata, “Anak saya yang tertua, Irfan, tahun lalu tertabrak mobil selagi main sepeda di dekat sini, oleh sopir yang tidak bertanggung jawab. Ibu tahu, saat Irfan masih hidup saya tak pernah memberikan cukup waktu untuk bersamanya. Sekarang apa pun ingin kuberikan demi Rudi, asalkan saya bisa bersamanya biar pun hanya untuk lima menit. Saya bernazar tidak akan mengulangi kesalahan yang sama lagi terhadap Irfan. saat ini Rudi berpikir, ia mendapatkan lima menit tambahan untuk bermain ayunan, untuk terus bermain. Padahal, sebenarnya, sayalah yang memperoleh tambahan lima menit memandangi dia bermain, menikmati kebersamaan bersama dia, menikmati tawa renyah-bahagianya….”

Hidup ini bukanlah suatu lomba. Hidup ialah masalah membuat prioritas. Berikanlah pada seseorang yang kaukasihi, lima menit saja dari waktumu, dan engkau pastilah tidak akan menyesal selamanya. Prioritas apa yang Anda miliki saat ini?

Source: Emotivasi

Edited By: Fitri Najira